Wednesday, July 29, 2015

Kota Romawi Ephesus di Turki, Dahsyat Banget!



Bagi penggemar film seperti Gladiator, datanglah ke Ephesus di Turki. Anda dapat melihat sisa bangunan kejayaan Romawi kuno, mulai dari Celsus Library sampai Grand Theatre. Klasik dan luar biasa!

Ephesus pada awalnya adalah kota Yunani kuno, namun kemudian direbut dan mengalami kejayaannya pada masa kerajaan Romawi. Sejarahnya kota ini pernah hilang akibat gempa bumi, namun kemudian dibangun kembali dan menjadi salah satu "must visit place" jika sedang berkunjung ke Turki. Adalah Kota Selcuk di Provinsi Izmir yang beruntung memiliki situs reruntuhan kota kuno ini.

Provinsi Izmir terletak di Turki sisi Asia dan dapat ditempuh kurang lebih 1-1,5 jam via udara atau 9-10 jam perjalanan lewat jalur darat dari Istanbul, kota paling penting yang menjadi salah satu pintu masuk utama negara Turki. Namun tak perlu khawatir bagi yang menempuh jalur darat, karena suguhan pemandangannya luar biasa. Barisan pegunungan hijau nan cantik diselingi padang savana dan domba-domba yang merumput, sungguh sebuah keindahan yang sepadan. Apalagi dengan kondisi jalan yang super mulus, hanya lurus dan tanpa noda berlubang, sebuah perjalanan yang sempurna.

Saya berangkat menuju Ephesus secara marathon dari Istanbul, Bursa, Canakkale (Troy), bermalam di Kusadasi, keesokan harinya baru menuju Ephesus. Perjalanan yang luar biasa panjang namun saya begitu kagum dengan landscape negeri ini, mulai dari pegunungan di Bursa, padang savana dan bukit nan tandus, danau hijau tosca di Cannakale menuju Troy, serta pantai yang airnya jernih membiru di perjalanan menuju Kusadasi. Duh, negeri ini begitu komplit.

Epheses atau Efes dalam bahasa Turkiye sebetulnya hanya merupakan reruntuhan sisa-sisa dari sebuah kota kuno, namun keindahan itu masih jelas tergambar. Saya membayangkan bagaimana kemegahan kota ini pada masa kejayaan bangsa Romawi, bagaimana masyarakatnya dan apa saja fungsi dari setiap bangunan yang berada di kompleks ini. Sungguh sejarah panjang dari sebuah peradaban.

Celsus Library dan Grand Theatre adalah salah dua dari sisa bangunan yang sangat ingin saya lihat di Ephesus ini dan kebetulan jaraknya berdekatan.

Celsus Library dahulu kala adalah sebuah perpustakaan dan konon merupakan perpustakaan terbesar ketiga pada masanya. Bangunan ini memang sudah tidak utuh, namun bentuk depan dengan pilar-pilarnya masih berdiri kokoh dengan megah. Ornamen patung dewa dewi menghiasi beberapa dinding bagian luar, sementara bagian dalamnya yang merupakan tempat menyimpan koleksi buku-buku hanya tersisa ruang kosong. Perpustakaan ini didedikasikan kepada seorang senator Romawi pada masanya yaitu, Tiberius Julius Celsus Polemaeanus.

Entah bagaimana gegap gempitanya suasana di Grand Theatre pada masa kerajaan Romawi dulu, karena saat ini saja kemegahannya masih begitu kentara. Terletak di punggung sebuah bukit, teater ini berbentuk setengah lingkaran dengan undakan-undakan tempat duduk layaknya stadion dan di bagian tengahnya terdapat sebuah tempat panggung pementasan. Teater ini selain sebagai tempat pertunjukan seni dan pementasan drama juga merupakan balai pertemuan serta adu gladiator dengan binatang khas dinasti Romawi.

Di dalam kompleks Ephesus ini selain kedua tempat di atas, terdapat juga Temple of Hadrian, Bath of Varius (saat ke sini sedang dalam renovasi), State Agora, Temple of Domitian, Memmius Monument, Hercules Gate, Temple of Artemis, dan masih banyak lagi. Selain itu di atas sebuah bukit terdapat House of Virgin Mary yang di percaya sebagai tempat Bunda Maria menghabiskan hari-hari terakhirnya.

Berjalan menyusuri setiap sudut reruntuhan di mana terdapat beberapa pilar yang berdiri kokoh serta onggokan batu berserakan dan membayangkan seperti berjalan layaknya di sebuah film kolosal bertemakan sejarah Romawi. Suasana jalan-jalan ini pada zamannya, seperti dalam gambaran film.

Berkunjung ke Ephesus ada baiknya menyewa seorang tour guide yang menawarkan jasanya, banyak terdapat di pintu masuk. Karena selain mendapatkan gambaran utuh tentang sebuah sejarah yang pernah terjadi di sini, juga informasi yang di dapat akurat.



Wisata Islam yang Terlupakan di Maladewa



Mendengar nama Maladewa, yang teringat adalah wisata pantai, diving dan resor mewah. Sudah tidak ada yang ingat kalau Maladewa adalah negara Islam dan tentunya juga punya wisata religi Muslim.

Maladewa merupakan negara kepulauan dengan jumlah 1.200 pulau kecil yang sebagian besar adalah atol, alias gugusan pulau karang. Maladewa membentang sejauh 900 km, yang berada di Samudera Hindia. Dengan India dan Sri Lanka, menjadi dua negara tetangganya.

Sudah sejak sekitar tahun 1990-an, Maladewa mulai naik pamor sebagai salah satu tempat wisata paling indah di Bumi. Alasannya, tentu karena keindahan pantai dan dunia bawah lautnya.

Turis yang datang bisa bersantai sampai puas tanpa gangguan orang di pantai berpasir putih. Yang suka menyelam, silakan bertemu ikan manta dan melihat keanekaragaman bentuk terumbu karang. Bagi traveler yang mau berbulan madu, Maladewa adalah juaranya.

Pesona Maladewa pun mampu membuat selebriti dunia kepincut. Dari Tom Cruise, Brad Pitt dan Angelina Jolie, David Beckham, hingga pasangan Pangeran William dan Kate Middleton pernah liburan ke sana.

Ya, traveler pasti tak pernah habis membicarakan kecantikan Maladewa. Mereka juga selalu bermimpi, agar bisa menyelam dan bulan madu di sana suatu hari nanti. Namun bagi Diane Selkirk, penulis dari BBC Travel, justru melihat Maladewa dari sisi yang berbeda.

Seperti dilihat  dari situs BBC Travel,  Diane menceritakan tentang pengalamannya berkunjung ke desa-desa di Maladewa. Menurutnya, kegiatan tersebut dilakukan sedikit turis yang datang ke Maladewa. Hanya 2 persen dari sekitar 1 juta turis yang datang ke sana per tahunnya.


Pertama, Diane datang ke Desa Kanditheemu di Pulau Shaviyani. Pulau kecil yang berjarak 260 km dari Male, ibukota Maladewa. Kaget bukan kepalang, Diane melihat banyak wanita yang mengenakan jilbab.

Bahkan, wanita-wanita yang bermain di pinggiran pantai masih lengkap dengan jilbab dan baju hitam panjangnya. Padahal, mereka berenang dan basah-basahan. Siapa sangka, rupanya Maladewa merupakan negeri yang hampir seluruhnya memeluk agama Islam dan memegang teguh ajarannya!

Di tahun 2009, presiden Maladewa saat itu Mohamed Nasheed memberlakukan peraturan baru. Investor asing diizinkan untuk tinggal dan membangun resor, villa atau penginapan di Maladewa. Namun dengan satu catatan, harus mematuhi syariat Islam.

Jadi begini, tiap resor dan restoran di Maladewa diizinkan untuk menjual alkohol, menyediakan daging babi serta bebas untuk kehidupan malam. Turis pun bebas menanggalkan pakaian dan berbikini di pantai-pantai di dekat resor. Namun begitu keluar dari resor dan restoran, turis jangan harap menemukan itu semua.




Di kehidupan masyarakat, nuansa Islam sungguh terasa. Setiap hari, selama lima kali akan terdengar kumandang adzan di berbagai daerah dan pulau di sana. Para wanita menggenakan jilbab dalam kehidupan sehari-hari. Saat ibadah salat, pertokoan akan tutup sekitar selama 15 menit.

Inilah yang jarang turis tahu, kalau ternyata umat Muslim di Maladewa taat beribadah. Menilik sejarah, Islam pertama kali masuk ke Maladewa di abad ke-14 oleh Ibnu Batutah asal Maroko. Sejak saat itu, Islam diyakini sebagai ajaran kehidupan oleh masyarakat setempat yang dipegang teguh hingga kini.

Maka jangan heran, Maladewa memiliki Kementerian Agama Islam dan Maldives Islamic Bank. Diperkirakan, jumlah masjid di sana mencapai 300 lebih. Salah satu masjid di Maladewa, yakni Hukuru Miskiy (Miskiy artinya masjid) masuk dalam Situs Warisan Dunia oleh UNESCO karena terbuat dari karang dan umurnya 400 tahun lebih.

Terbesit dipikiran Diane, apakah ajaran-ajaran Islam selamanya bisa dipegang teguh oleh masyarakat Maladewa? Mengingat, pengaruh budaya barat dan makin ramai turis mancanegara datang ke sana. Bisa jadi, ajaran Islam lama-lama menghilang.

"Penduduk di Maladewa ramah-ramah dan sangat mudah bertemu dengannya. Bahkan, orang-orang Maladewa tak segan untuk mengajak turis bertamu ke rumahnya dan menyediakan makanan. Terjadilah pelajaran budaya lokal dan mereka akhirnya berteman," ujar salah satu manajar resor Koimala Inn di Pulau Maamigili, Jamsheed Hassan yang menjawab pertanyaan Diane.

Hingga kini, hubungan masyarakat Maladewa dan turis terjain dengan baik. Turis bisa berlibur maksimal dan masyarakat Maladewa tetap bisa beribadah dengan khusyuk. Maladewa memang indah bentangan alamnya, tapi jangan lupakan masyarakatnya yang hidup dengan damai dalam nilai-nilai ajaran Islam. 

Ke Arab Saudi Tak Cuma Umrah & Haji, Wisata Kota Tua Juga Bisa



Traveling ke Arab Saudi ternyata tidak hanya sekadar umrah dan haji saja. Kalau mau wisata kota tua, ada Ad Diriyah di luar Kota Riyadh yang bisa dikunjungi wisatawan untuk menikmati suasana Arab tempo dulu.

Seperti dilihat dari situs resmi pariwisata Kota Riyadh,  pada tahun 1745, di Kota Ad Diriyah lahir perjanjian Ad Diriyah yang dilakukan oleh Pangeran Diriyah, Imam Mohamed bin Saud dan Sheikh Mohammed bin Abdul Wahab.

Inti perjanjian tersebut adalah melakukan pemurnian ajaran Islam dari unsur-unsur yang dinilai mereka dapat menodainya, dan mengembalikan Islam seperti yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW. Kota Ad Diriyah yang lokasinya sejajar di arah timur Madinah ini, dianggap sebagai tempat kelahiran paham Wahabbi. Kini, Ad Diriyah merupakan kota yang menarik untuk dikunjungi para turis.

Kompleks Kota Tua Ad Diriyah diisi oleh beberapa taman kota, restoran dan warung kopi lokal, serta beberapa museum untuk memperingati sejarah panjang berdirinya Kerajaan Arab Saudi. Pada beberapa bagian kota yang rusak, rekonstruksi besar-besaran pun diperintahkan oleh Salman bin Abdulaziz, raja baru Arab Saudi.

Nantinya, Kota Ad Diriyah akan menjadi daerah unggulan wisata di Arab Saudi. Diharapkan dalam dua tahun ke depan, ada proyek ambisius berbiaya USD 500 juta yang akan selesai dan mampu menarik lebih banyak wisatawan untuk berkunjung ke Kota Ad Diriyah.

Ratusan pekerja dikerahkan untuk merekonstruksi istana dari lumpur yang dahulunya merupakan rumah keluarga Saud, juga bangunan lainnya yang hancur akibat usia. Rekonstruksi kawasan Ad Diriyah juga dilakukan sebagai upaya untuk memajukan pariwisata Arab Saudi.

Kota Ad Diriyah terletak sejauh 20 Km ke arah barat laut Kota Riyadh. Kota ini dibelah oleh Lembah Hanifah menjadi dua bagian. Beberapa bagian kota yang penting yaitu sisi Turaif, dimana ada rumah dari keluarga kerajaan Al Saud berada, serta sisi Ghusaiba, yaitu Ibukota pertama Kota Diriyah yang berdiri sejak tahun 1683 masehi.

Kawasan Ad Diriyah dibuka untuk umum dan bisa dikunjungi oleh para traveler yang sedang mampir di Riyadh, Ibukota Arab Saudi. Traveler tak perlu khawatir karena tidak akan dikenai biaya untuk masuk kawasan kota tua ini.

Berkunjung ke Kota Diriyah sambil menjelajahi setiap sudut menarik dari kota tua ini pasti akan sangat mengasyikkan. Kawasan Ad Diriyah buka mulai pukul 08.00 hingga 18.00 waktu setempat, dan dari pukul 15.00 hingga 18.00 khusus di hari Jumat. Tertarik ke sana, traveler? 

Wisata Muslim 2 Hari di Istanbul Turki



Kota Istanbul di Turki adalah destinasi wisata Muslim yang lagi naik daun untuk traveler Indonesia. Dalam 2 hari, Anda bisa mendatangi tempat bersejarah era Ottoman, belanja, wisata kuliner kebab dan mandi ala Turki.

Sebelum membahas itinerary 2 hari di Istanbul, mari kita kenali dulu sejarah Istanbul. Istanbul dulunya bernama Konstantinopel, ibukota Romawi Timur. Di era kejayaan Islam, Konstantinopwl ditaklukan tahun 1453 Masehi, dan menjadi kekhalifahan Utsmaniyah alias Ottoman di bawah Sultan Mehmed II atau yang terkenal dengan nama Muhammad Al Fatih.

Bukan tanpa alasan Islam masuk ke Istanbul, sebab Istanbul merupakan kota yang strategis. Berada di tengah dua benua besar, Asia dan Eropa. Di sinilah tempatnya jalur perdagangan kedua benua tersebut sejak ribuan tahun lalu.

Baik sejarah dari Kekaisaran Romawi Kuno dan Kesultanan Utsmaniyah, mewariskan kebudayaan yang menarik di Istanbul untuk dinikmati wisatawan hari ini. Dari istana sampai masjid, wisata kuliner dan wisata belanja, semua lengkap ada di sana. 


1. Day 1 pagi: Jembatan Bosporus
Kita simpan aneka landmark dan wisata sejarah Istanbul untuk hari kedua ya. Untuk hari pertama kita nikmati dulu suasana kota, budaya dan kulinernya. Mulailah petualangan hari pertama pagi hari dari Jembatan Bosporus, ini adalah jembatan yang membentang di atas Selat Bosporus sepanjang 1,5 km yang mana selatnya menghubungkan Laut Marmara dengan Laut Hitam.

Jembatan Bosphorus dibangun Oktober 1973 dengan biaya sebesar USD 200 juta. Begitu berada di atas jembatannya, jangan sekali-kali memejamkan mata. Lihatlah lautan biru Selat Bosporus yang indah. Kapal-kapal laut dan kapal ferry pun berseliweran di atas lautnya.

Banyak traveler yang sudah ke sana bilang, di kanan adalah Eropa dan di kiri adalah Asia. Itulah keunikan Istanbul, kota ini separuh ada di tanah Eropa dan separuh ada di tanah Asia. Jembatan Bosporus ini adalah titik penghubung dua benua. Sungguh tempat yang unik.


2. Day 1 siang: Kebabci Iskender
Menjelang siang, pasti perut jadi lapar. Nah ini saatnya wisata kuliner kebab khas Turki. Kebab adalah daging domba atau daging sapi yang dipanggang dengan bentuk potongan daging atau bola-bola daging.

Kalau di Istanbul, kebab yang katanya paling enak yaitu kebab di Kebabci Iskender. Ada banyak sekali cabangnya di Istanbul. Nah kalau yang paling dekat dari Jembatan Bosporus ada di Ihlamir Yokusu Yildiz Yolu No 6. Patokanya dekat dengan taman kota Dunya Baris Parki.

Nikmatilah kebab di sana yang terbuat dari potongan daging domba, disajikan dengan saus tomat dan ditambah roti lavash, roti khas Turki. Lelehan mentega dan yoghurt ditambahkan di atasnya. Dagingnya halus dan rasanya sangat enak. Harganya mulai 20 Turkish Lira atau setara Rp 100 ribu. Maknyuss


3. Day 1 sore: Taksim Square
Menjelang sore asyiknya singgah di Taksim Square. Ini merupakan lapangan luas atau mungkin orang Indonesia biasa menyebutnya alun-alun. Bagi masyarakat Istanbul, Taksim Square disebut jantungnya Kota Istanbul.

Di sinilah, terdapat Cumhuriyet Aniti, atau Monumen Repbulik yang menandakan lima tahun perayaan pendirian Republik Turki pada tahun 1923 setelah Perang Kemerdekaan Turki. Taksim Square juga sempat ramai di berita internasional sebagai lokasi unjuk rasa paling terkenal di Turki.

Untuk bersantai dan berfoto-foto di taman ini, gratis! Rasakan geliat Kota Istanbul di sore hari dari sini, dengan banyak lalu lalang orang-orangnya.

4. Day 1 malam: Buyuk Turkish Bath
Untuk menutup hari pertama di Istanbul, saatnya menenangkan diri di Buyuk Turkish Bath. Tahukah kamu, Turkish Bath merupakan pemandian air panas ala Turki yang disebut Hamam. Kalau Jepang punya Onsen, maka Turki punya Turkish Bath.

Turkish Bath adalah mandi uap. Jadi, Anda akan masuk ke dalam suatu ruangan yang punya lengkungan di atasnya dan berlangit-langit yang tinggi, Caldarium namanya. Di dalamnya, terdapat tempat duduk dan kolam air yang kecil. Anda kemudian bisa duduk di sana, sembari merasakan uap.

Minyak Eucalyptus yang dimasukan ke dalam uap, perlahan-lahan membuat nafas akan menjadi segar dan nyaman. Minyak ini pun manjur untuk melancarkan peredaran darah.

Belum selesai, Anda juga dapat berbaring untuk lebih rileks. Nah, uap-uap yang menempel di langit-langit akan menetes menjadi air seolah hujan. Biarkan membasahi badan dan nikmatilah.

Buyuk Hamam alias Buyuk Turkish Bath yang berlokasi di Bulent Demir Cd, Camiikebir Mh, Istanbul dan sudah menjadi tempat favorit turis. Bagi pria, Buyuk Turkish Bath buka dari pukul 06.00 pagi sampai 11.00 malam. Sedangkan wanita, dari pukul 08.00 pagi sampai pukul 19.00 malam. Tiket masuknya, sebesar 40 Turkish Lira atau sekitar Rp 195 ribu.


5. Day 2 pagi: Istana Topkapi
Hari kedua di Istanbul, saatnya menikmati landmark-landmark utama kota ini. Mulailah petualangan dari Istana Topkapi pada pagi hari. Istana ini dibangun oleh Muhammad Al Fatih, yang berfungsi sebagai kediamannya dan pemimpin Kesultanan Utsmaniyah. Luasnya 700 meter persegi yang juga berfungsi sebagai acara kenegaraan dan menyambut tamu dari negara lain.

Namun kini, Istana Topkapi merupakan sebuah museum. Di dalamnya tersimpan barang-barang peninggalan Kesultanan Utsmaniyah, seperti senjata dan kostum sultan buatan tangan yang dulu dipakai di abad ke-15.

Belum lagi, terdapat batu mulia, emas, dan perhiasan dari Timur Tengah, India, dan Eropa di sana. Namun ternyata, itu bukanlah 'harta karun' yang terdapat di sana. 'Harta Karun' di Istana Topkapi adalah pedang dan jubah Nabi Muhammad SAW.

Jubah tersebut disimpan apik dalam kotak emas, serta pedangnya tersimpan di kotak kaca. Belum lagi, masih terdapat potongan jenggot Nabi Muhammad, jejak kakinya, dan sebuah surat kuno. Anda bisa melihatnya dengan mata kepala sendiri. Tiket masuk ke Istana Topkapi yakni sebesar 30 Turkish Lira atau setara Rp 146 ribu.


6. Day 2 siang: Hagia Sofia
Ke selatan dari Istana Topkapi, terdapat Hagia Sofia. Bangunan yang kini merupakan museum ini punya sejarah yang unik. Pertama kali dibangun tahun 306 Masehi, Hagia Sofia pada zamannya menjadi gereja termegah di dunia. Arsitekturnya kental bernuansa bangunan-bangunan Romawi Kuno.

Namun ketika Muhammad Al Fatih berhasil menaklukan Konstatinopel, Hagia Sofia diubah fungsinya menjadi masjid. Dengan catatan, tidak merusak arsitektur aslinya. Maka yang terjadi adalah, di dalam sana ada lukisan Bunda Maria yang diapit dengan kaligrafi berlafalkan 'Allah' dan Muhammad'. Suatu perbedaan yang justru jadi bukti keindahan antar umat beragama.



Kemudian di tahun 1935, Hagia Sophia diubah menjadi museum oleh Mustafa Kemal Ataturk, sang pendiri Republik Turki. Hingga kini, Hagia Sofia adalah museum yang masih menyimpan kejayaan Romawi Kuno dan Islam. Tahun 1985, Hagia Sofia masuk dalam daftar Situs Warisan Dunia UNESCO. Biaya masuk ke Hagia Sofia sebesar 30 Turkish Lira atau setara Rp 146 ribu.

7. Day 2 sore: Blue Mosque
Siang menjelang sore, kita menuju tempat landmark Istanbul yaitu Blue Mosque alias Masjid Biru! Blue Mosque dibangun oleh Sultan Ahmed I, raja pertama dari Kerajaan Turki di tahun 1616. Di mana kala itu Kesultanan Utsmaniyah sudah memasuki peralihan kekuasaan yang menjadi Kesultanan Turki Usmani atau lebih familiar disebut Ottoman Empire.

Disebut Blue Mosque, karena pada zaman dulu kubah masjidnya dan interior bangunan sampai lantai di dalamnya berwarna biru. Masjid ini sungguh luas, yang memiliki halaman luas di bagian tengahnya dan dikelilingi 6 menara yang tinggi. Kubahnya juga unik, selain berwarna biru, bentuk kubahnya bertumpuk-tumpuk.

Bagian dalam Blue Mosque sungguh cantik. Pilar-pilar di dalamnya terbuat dari marmer berwarna putih, bagian dalam kubahnya dihiasi kaligrafi dari ayat suci Al Quran, temboknya dihiasi ribuan keping keramik beragam warna, serta ratusan jendela dari kaca patri dengan aneka mozaik mempercantik pandangan.

Belum selesai, di bagian tengah masjidnya terdapat lampu gantung dengan ratusan lampu kristal. Warna kebiruan yang berasal dari kubah, ornamen tembok dan kaca patri, akan berkolaborasi dengan cahaya lampu kristal dan sinar mentari yang menyelinap masuk ke ruangan. Suasana di dalam masjid pun bernuansa biru dan memberikan harmonisasi kelembutan.

Untuk masuk ke Blue Mosque, Anda tidak akan dipungut biaya alias gratis. Hanya yang harus diingat, Anda dilarang mengenakan sandal atau sepatu saat berada di dalam masjid. Bagi wanita, diwajibkan memakai penutup kepala seperti jilbab.

Kemudian, turis dilarang menganggu orang-orang lain yang beribadah. Silakan berfoto-foto di sana sepuasnya, dan yang pasti, jangan lupa untuk beribadah salat di Blue Mosque ini.

 
8. Day 2 sore: Grand Bazaar
Puas berlajar sejarah, kini saatnya menyudahi hari dengan wisata belanja. Tempat untuk belanjanya, apalagi kalau bukan Grand Bazzar yang merupakan pasar tradisional tertua di dunia.

Bayangkan saja, pasar tradisional tersebut sudah ada sejak tahun 1461 hingga kini. Meski sudah berusia ratusan tahun, pasarnya tetap masih nyaman didatangi turis. Jangan heran, terdapat sekitar 50 lorong di sana dengan 5.000 toko yang berderetan. Cari apa saja, lengkap!

Beberapa barang yang bisa Anda buru di sana seperti aneka camilan, lukisan tangan, barang-barang antik, karpet, kaos, keramik, hingga perhiasan. Jangan kebingungan untuk mencarinya, sebab toko yang ada di Grand Bazaar telah dikelompokkan sesuai dengan jenis barang yang dijual.

Kisaran harga di sana mulai dari puluhan sampai ribuan Turkish Lira. Setiap hari, tercatat 400 ribu orang memadati pasar tradisional ini untuk berbelanja baik turis atau masyarakat setempat. Yuk, berburu oleh-oleh!




Thursday, July 9, 2015

Begini Turki Ottoman Sambut Ramadhan


Perhatian pemerintah untuk menghidupkan Ramadhan setidaknya terlihat dari upaya yang dilakukan oleh Dinasti Turki Usmani.

Salim Ayduz dalam tulisannya “Ottoman Contributions to Science and Technology” menyebut jasa Dinasti Turki Usmani memberi kontribusi penting dalam perkembangan penentuan waktu dengan  lebih akurat terutama pada awal abad ke-16, seperti awal dan akhir  Ramadhan dan jadwal ismakiyah. Observatorium Istanbul dan tabel  astronomi berperan penting dalam memantau pergerakan benda-benda  angkasa termasuk memprediksi gerhana.

Di bagian Society and Popular Culture, Donald Quataert dalam bukunya  Ottoman Empire 1700-1922, menguraikan Ramadhan selalu menjadi bulan  istimewa di semua era kepemimpinan Islam, termasuk di masa Dinasti Turki  Usmani.

Di masa Dinasti Turki Usmani, terutama di Damaskus pada abad ke-18,  Gubernur Damaskus akan berkeliling wilayah untuk mengingatkan  pembayaran zakat dan pajak beberapa pekan sebelum Ramadhan.  Kehidupan masyarakat kota juga lebih semarak seusai //iftar//, atau berbuka puasa.

Pusat-pusat kegiatan masyarakat lazim dijadikan tempat berkumpul untuk  berbuka puasa bersama. Di pertengahan abad ke-19, raja juga memberi  subsidi dan bantuan makanan kepada masyarakat miskin di bulan ini.  Meriam sengaja ditembakkan pemerintah kota untuk memudahkan  mengetahui waktu memulai dan berbuka puasa selama Ramadhan.

Sejumlah hiburan rakyat juga digelar, seperti //karagoz// (wayang) dan  karnaval. Ramadhan dimanfaatkan juga sebagai bulan silaturahim  antarbudaya dan agama. Istana biasanya mengundang para tokoh agama  dan budaya untuk jamuan buka puasa bersama.

Penertiban tempat makan dan minum di siang hari juga ditertibkan. Polisi  dikerahkan pada siang dan malam guna menghalau adanya orang mabuk di  malam Ramadhan. Laki-laki dan perempuan juga dilarang berjalan hanya  berdua saat itu. Meski tidak diketahui apakah ada hukuman yang dijatuhkan  atau tidak, imam atau tokoh agama berperan memberi pengarahan.

Ulama juga terus diundang untuk membacakan Alquran setiap malam, baik di  istana maupun istana. Menara-menara masjid juga diterangi lampu-lampu  yang memberikan efek pendaran cahaya bagi wilayah sekitarnya.

Sekolah-sekolah juga diliburkan selama Ramadhan. Namun, ada saat para siswa dikoordinir sekolah untuk berkunjung ke desa-desa melakukan  kerja sosial atau berbagi makanan. Kantor-kantor pemerintah mengalami atur  ulang jadwal sehingga para pekerjanya tetap bisa memaksimalkan ibadah  saat Ramadhan.

Niki Gamm juga melansir ulasan para pelancong  Eropa yang sempat singgal  di wilayah kekuasaan Turki Usmani antara abad ke-17 hingga 19 dalam  tulisannya Ottoman Ramadan Through Foreigners’ Eyes. Evliya Celebi,  Edmondo de Amicis, dan Lady Dorina Neave sama-sama menyebut  Ramadhan di Istanbul sepi pada siang hari dan ramai di malam hari. Kios-kios  penjual makanan dan minuman juga tutup. Meski bukan Muslim, Celebi  mengungkapkan ia tak disuguhi makanan oleh siapapun saat pertama kali  tiba di Istambul di siang hari bulan Ramadhan.

Selepas azan Maghrib yang berkumandang dari menara-menara masjid,  warga dengan suka cita berbuka puasa dan mengajak siapa saja, termasuk  warga asing, untuk makan bersama. Istana, ungkap Celebi, biasanya  menyajikan sajian istimewa khas Ramadhan bagi tamu negara. Namun, de  Amicis dan Neave mengungkapkan makanan khas Ramadahan seperti sirup  dari estrak buah dan  bunga juga di sajikan masyarakat.

Masjid, jalan-jalan, dan rumah-rumah dibersihkan menjelang dan di akhir Ramadhan. Orang-orang tetap saling bertegur sapa dan ramah kepada para pelintas baik yang mereka kenal maupun orang asing.


Thailand Luncurkan Aplikasi untuk Turis Muslim



Thailand akan meluncurkan aplikasi smartphone yang menyediakan informasi wisata lokal bagi para wisatawan Muslim. 

Dilansir dari Deutsche Presse-Agentur, Rabu , aplikasi ini sudah  diluncurkan pada tanggal 22 Juni dalam bahasa Inggris, Thailand, dan Arab. Piranti lunak ini dirancang untuk membantu wisatawan menemukan restoran halal, hotel, masjid, dan operator tour. 

Otoritas wisata Thailand mengatakan, aplikasi ini merupakan bagian dari kampanye untuk menarik lebih banyak pengunjung dari Timur Tengah, Malaysia, dan Indonesia, yang menyumbang tiga juta wisatawan ke negara itu tahun lalu.

Taiwan Beri Layanan Taksi 24 Jam Non-Stop untuk Turis


Masa liburan sebentar lagi tiba, orang-orang mulai sesegera mungkin mempersiapkan kebutuhannya untuk memenuhi kelaparan akan rekreasi.

Biasanya persiapan lebih akan diperlukan saat merencanakan waktu liburan di luar negeri. Banyak pilihan liburan luar negeri yang begitu menarik. Namun jika Anda ingin mencoba menjelajahi kota di Asia yang tidak semeriah Kuala Lumpur atau Singapura, Taiwan bisa menjadi solusinya.

Mungkin Anda berpikir bagaimana dengan kendala transportasinya, bahasanya, dan tempat-tempat wisata yang dapat dikunjungi. Kali ini Anda tidak perlu khawatir berlebihan. Taiwan memiliki infrastruktur transportasi umum yang sudah begitu baik dan ekonomis, tapi terkadang Anda perlu menggunakan taksi jika ingin menikmati kenyamanan saat menuju tempat wisata.


Ditambah lagi Pemerintah Kota Taiwan telah bekerja sama dengan perusahaan taksi lokal untuk mengelar serangkaian paket city tourselama 24 jam non-stop bagi para wisatawan, menarik bukan?

Anda juga tidak perlu khawatir terkendala bahasa saat berkomunikasi dengan supir taksi ini. Pemerintah kota Taiwan sudah sigap dengan menyediakan layanan hotline untuk membantu komunikasi Anda dengan supir taksi.

Pemerintah Kota Taiwan juga telah membuat perjanjian dengan tiga perusahaan taksi lokal, ETRO Taxi Co, Ltd, Taiwan Taxi Co, Ltd dan Crown GPS Taxi Co, Ltd, untuk menyediakan 70 supir taksi yang dilatih khusus memberikan panduan wisata ke tempat-tempat populer di sekitar Taiwan. Wisatawan asing juga dapat meminta supir khusus yang bisa berbahasa asing saat melakukan pemesanan, dilansir dariRocketnews24


Jika paket tur yang diberikan tidak sesuai dengan rencana yang sudah dibuat, Anda bisa meminta tur taksi tersendiri yang tidak memenuhi rencana-rencana perjalanan.