Bagi wisatawan, Kota Istanbul,
Turki lekat dengan bangunan-bangunan bersejarah dari masa kejayaan Kekaisaran
Ottoman. Berbagai gaya arsitektur Ottoman selalu disuguhkan di setiap sudut
kota ini.
Ciri khas utama adalah bangunan masjidnya yang hampir serupa
dengan struktur yang ada pada Hagia Sophia. Namun sebuah masjid yang berada di
kawasan Marmara, wilayah lain sudut kota Istanbul menyajikan wajah berbeda dari
desain masjid di Turki pada umumnya.
Masjid Yeşil Vadi merupakan salah satu dari bangunan masjid baru di Istambul
yang didirikan dengan desain arsitektur yang lebih modern. Masjid ini lebih mengedepankan
gaya arsitektur kontemporer dan minimalis daripada mengedepankan gaya umum
masjid Ottoman yang konservatif.
Berkat tangan dingin Adnan Kazmaoğlu, seorang arsitektur Turki
kenamaan, ia menyulap masjid ini menjadi salah satu ikon model arsitektur masjid
modern di Turki.
Masjid Yeşil Vadi berdiri di atas lahan seluas 3.700 meter persegi, dengan
bangunan berlapisan marmer putih seluas 530 meter persegi. Konstruksi awal
Masjid dibangunan pada 2003 dengan jenis konstruksi beton bertulang, dan pada
2010 pembangunan struktur masjid secara keseluruhan selesai.
Kapasitas daya tampung masjid relatif kecil, hanya mampu menampung
300 sampai 350 jamaah. Sang arsitek, memadukan komponen air dan batu dalam
struktur bangunan masjid ini.
Menurut Adnan, dua komponen ini melambangkan kelangsungan hidup hingga kematian
manusia. Keunikan struktur bangunan masjid ini membentuk bulat setengah
lingkaran, layaknya sebuah observatorium pengamatan bintang.
Berbeda dengan masjid Ottoman pada umumnya, dimana kubah sebagai
asesoris bangunan. Pada masjid ini, struktur seperti kubah inilah yang
merupakan ruangan utama masjid. Struktur kubah tersebut terdiri dari dua bentuk
seperempat bagian bola, yang dijadikan satu.
Salah satu bagian seperempat lingkaran bola yang lebih besar berdiameter 25
meter, mengapit bagian seperempat bola yang lebih kecil yang berdiameter 20
meter. Di antara penghubung bagian kubah menjadi 11 buah jendela kaca.
Selain di antara dua sambungan tersebut, terdapat jendela kaca
bulat berlafaz Allah di atasnya dan persegi pada setiap pinggir kubah. Alhasil,
struktur bangunan masjid sepenuhnya memang memanfaatkan optimalisasi
pencahayaan matahari pada setiap jendelanya.
Melalui jendela-jendela inilah, ruang utama masjid mendapat pencahayaan yang
baik dan menerangi setiap ukiran kaligrafi ayat suci Alquran pada interior
ruang sholat utama.
Sedangkan pada malam hari, dari jendela tersebut memancarkan
cahaya ke luar dari penggunaan lampu dari dalam masjid. Di sekitar struktur
kubah dibuat sebuah kolam melingkari kubah dan setengah area halaman kubah.
Pintu utama terdapat pada sisi lain kubah yang bersebrangan dengan mihrab
ditandai dengan bentuk muqarnar geometris dari marmer, pintu terbuat dari
stainless steel dan pintu kaca geser.
Di
halaman utama kubah juga terdapat sebuah minaret, yang terpisah dari struktur
utama kubah. Minaret ini berdiri setinggi 20 meter dan membentuk mengerucut, di
bagian ujung menara terdapat bentuk muqarnas dan speaker masjid.
Di halaman masjid utama juga berfungsi sebagai jam matahari yang
mengikuti cahaya matahari, dengan minaret sebagai patokan jarum jam. Serta
terdapat sebuah prasasti batu marmer yang bertuliskan Surah Al Fatihah.
No comments:
Post a Comment