Ramen,
merupakan salah satu jenis makanan dari Jepang yang sudah akrab dilidah
masyarakat Indonesia, bahkan dunia. Malahan ramen dianggap sebagai makanan yang
paling disukai terutama kalangan mahasiswa yang malas untuk membuat atau
membeli makanan.
Ramen merupakan makanan yang simpel, mudah dibuat dan cepat. Namun, memberikan
rasa yang nikmat. Tak heran makanan khas Jepang ini memiliki banyak penggemar.
Salah satunya dari umat Muslim.
Kabar baik bagi umat Muslim yang memperhatikan kehalalan makanan ataupun
produk. Naritaya, salah satu restoran di Asakusa, Tokyo, Jepang menyajikan
ramen halal. Tujuannya, agar ramen bisa dinikmati oleh turis asing mana saja,
termasuk turis asing yang beragama Islam. Halal disini sesuai dengan ajaran
Islam, tanpa daging babi, dan peralatan yang digunakan untuk membuat ramen ini
pun tidak tercampur dengan makanan yang tidak halal.
Naritaya berada di Sensoji Nishisanso Shopping Arcade dekat dengan Kuil Sensoji
yang terkenal. Restoran ini sudah lama bergabung di sana. Interior rapi dengan
deretan bangku kayu yang berbaris di depan meja. Bahkan, disamping pintu
restoran sertifikasi halal dari pemerintah Jepang.
Sama seperti kebanyakan restoran ramen, pelanggan membeli tiket makan dari
mesin penjual otomatis, kemudian menyerahkannya kepada para koki. Harga ramen
di sana sekitar 700 yen atau sekitar Rp 78 ribu.
Mie ramen halal ini disajikan dalam mangkok dan tampak seperti ramen biasanya.
Selain mie yang banyak, Anda juga bisa menemukan nori rumput laut, bawang
hijau, tauge, bayam , telur rebus dan tunas bambu dalam bahasa jepang disebut
menma.
Apa yang unik dan berbeda dari ramen halal ini? Biasanya ramen disajikan
bersama dengan chashu ,yaitu daging babi yang dipotong kecil-kecil, namun dalam
ramen halal, mie ramen disajikan bersama dengan potongan ayam panggang.
Aromanya harum dan rasanya enak. Kuahnya juga tidak mengecewakan karena rasanya
pas. Kuahnya terbuat dari bonito and kombu, jenis tumbuhan atau rumput laut.
Sebenarnya ramen halal ini cukup mirip dengan apa yang Anda bisa temukan di
beberapa restoran ramen di Tokyo yang lebih kuno. Rasanya memang lebih baik,
jadi tak heran banyak orang yang menyukainya. Sebagian besar pengunjungnya
sekitar 80 persen adalah kalangan muslim.
No comments:
Post a Comment