Saturday, February 28, 2015

Pembebasan Al Aqsa



Cita-cita Rasul berbalas pada zaman Umar bin Khattab menjadi khalifah. Setelah bebasnya Suriah dan Mesir, kini Al Aqsa berada di depan mata. Dengan damai, akhirnya Al Quds terbebas. Umar, amirul mukminin masuk hanya berdua dengan ajudannya dengan bergantian menaiki keledai. Terheran-heran penduduknya, apakah ini pemimpin tertinggi umat Islam. Kunci itu, diserahkan begitu saja oleh Pendeta Sophornus. Ada kedamaian di sana, antara pelbagai agama. Mesjid Umar, menjadi saksi, bahwa di hadapan gereja di Al Quds, Yerusalem. Ada kedamaian di sana, selama berabad lamanya dalam pangkuan Islam.

Hingga, awal abad 10, darah tiba-tiba membanjiri jalanan. Puluhan ribu penduduk Al Quds dibantai. Kumandang perang Salib oleh Paus disambut dengan pembunuhan masal. Al Quds kembali menjadi saksi, akan kezaliman yang ada. Ia rindu ketika Islam berada di sana. 90 tahun ia menanti dibebaskan oleh keadilan Islam.

Sang penerus Umar nan dinanti kini berada tepat di kota suci itu. Setelah membebaskan Mesir dari sekte Syiah dan Suriah dari pasukan Salib, takbir itu menggema. Penantian Al Quds, bersambut dalam sujud. Shalahuddin Al Ayyubi, sang pembebas Al Quds, kini memandang kembali Masjid Al Aqsa.

Berbilang abad, Al Aqsa adalah potret kedamaian. Potret toleransi. Tanah yang dirindukan, dikunjungi oleh setiap insan. Kubah As Sakhrah, tempat nabi berpijak Mi’raj. Mesjid biru, tanah-tanah itu begitu syahdu, dalam lindungan Islam. Hingga kekhilafahan Turki Utsmani runtuh, Al Aqsa kini menjadi wilayah jajahan Inggris pasca Perang Dunia I dan II.

Ribuan tahun, Al Quds, dalam damai. Kini, ia kembali berduka. Inggris memberikan tanah itu pada zionis Israel, para orang Yahudi. Ada duka di sana, pada wajah para penduduk palestina. Pria mana yang begitu pedih hatinya, melihat tempat tinggalnya dirampas begitu saja

Dr. Saiful Bahri bertutur tentang kondisi wilayah Palestina kini, “Ketika PBB tanggal 29 november 1947 membagi wilayahnya menjadi 50 % milik Israel dan Palestina, dari sana semua bermula. Tahun 1967 terjadi perang, juga tahun 1973 perang, dan bangsa Arab kalah sehingga sekarang sedikit sekali wilayah Al Quds. Itulah Al Quds dalam sejarahnya.”

Kini, bumi Syam menanti pejuang-pejuang pada zamannya. Suriah yang sedang bergejolak, melawan rezim Syiahnya. Mesir yang bergolak melawan rezim militernya. Al Quds, kini ia menanti. Dari Mesir laiknya Umar bin Khattab. Juga dari Suriah seperti Shalahuddin Al Ayyubi. Ia menanti ada sujud di sana, dengan damai. Menanti kita di sana. Ya Allah, sampaikanlah kami mengecupkan kening ini di tanah yang Engkau berkahi, seperti para pendahulu, Rasul dan nabi. Bumi Syam


No comments:

Post a Comment