Kerajaan-kerajaan
pertama yang berhasil diketahui, yang berdiri di wilayah Arab Selatan pada
zaman kuno adalah kerajaan Saba’ atau Sheba dan Minea. Kedua kerajaan itu
awalnya menganut teokrasi dan kemudian berubah menjadi kerajaan sekuler.
Orang-orang Saba’ menurunkan titisan darahnya pada seluruh keluarga Arab
Selatan. Tanah Saba, atau Sheba dalam Injil, yang diklaim merupakan Tanah air
mereka, terletak di sebelah selatan Najran di daerah Yaman.
Menurut sekelompok
ahli tentang Arab yang menggunakan sistem kronologi singkat, orang-orang Saba’
hidup dari 750 hingga 115 Sebelum Masehi (SM), dengan satu kali perubahan gelar
raja sekitar 610 SM.
Sementara, orang-orang Minea hidup dari 700 SM hingga abad ketiga Masehi.
Muqarrib adalah gelar raja-pendeta yang diberikan kepada kepala negara. Dua
muqarrib Saba’ terdahulu, yaitu yatsa'amar dan Karibail, disebut dalam catatan
sejarah Assyria dari Sargon II dan Sennacherib, memerintah pada akhir abad
kedelapan dan awal abad ketujuh S.M.
Awalnya kerajaan Saba’ dikenal
dengan dengan Dinasti Mu’iinah sedangkan raja-raja mereka dijuluki sebagai
Mukrib Saba’.
Pada masa kejayaanya, raja-raja
Saba memperluas hegemoni mereka ke seluru kawasan Arab Selatan dan menjadikan
kerajaan tetangganya, yaitu Minea, sebagai negara protektornya. Sirwah, sehari
perjalanan ke arah barat Ma'rib, adalah ibukota Saba’.
Bangunan utamnya adalah kuil
Almaqah, Sang Dewa Bulan. Reruntuhan bangunannya yang paling penting, kini
disebut al-Kharibah, bisa menampung tak kurang dari 100 orang.
Sebuah tulisan menyebutkan bahwa dinding di sekitarnya dibangun oleh Yada'il,
seorang mukarrib terdahulu. Tulisan lain menyebutkan ekspedisi gilang gemilang
yang dilancarkan oleh Kariba-il Watar (sekitar 450 SM) yang pertama kali
memperoleh gelar raja (mulk) Saba.
Pada periode kedua kerajaan Saba (sekitar 610-115 SM), penguasa nampaknya mulai
menghilangkan karakteristik kependetaannya.
Ma'arib,
yang berjarak sekitar enam mil di sebelah timur San'an, dijadikan ibu kotanya.
Kota itu berada 3.900 kaki di atas permukaan laut. Ia pernah dikunjungi oleh
beberapa gelintir orang Eropa, yang pertama di antaranya adalah Arnaud, Halevy
dan Glaser.
Kota itu merupakan titik temu berbagai rute perjalanan dagang yang menghubungkan
negeri-negeri penghasil wewangian dengan pelabuhan Mediteranian, terutama
Gazza. Alhamdani dalam karyanya Iklil menyebut tiga benteng di Ma'arib, namun
konstroksi yang membuat kota itu terkenal adalah bendunga beasa Sadd Ma'rib.
Karya arsitektur yang menakjubkan ini, berikut sarana publik lainnya yang
dibangun oleh orang-orang Saba, memberi gambaran kepada kita tentang sebuah
masyarakat cinta damai yang sangat maju bukan saja dalam bidang perdagangan,
tapi juga dalam bidang teknik. Bagian yang lebih tua dari bendungan itu
dibangun pada pertengahan abad ke 7 SM.
Berbagai tulisan menyebutkan Sumhu'alay Yunuf dan putranya Yatsa'amar Bayyin
sebagai dua pembangun utamanya, juga menyebutkan pemugaran pada masa
Sharahbi-ll Ya'fu (449-450 M) dan Abrahah dari Abissinia (543 M).
Tapi,
al-Hamdani dan para penulis setelahnya, yaitu al-Mas'udi, al-Ishfahani, dan
Yaqut, menyatakan bahwa yang membangun adalah Luqman ibn Ad, seorang ahli
mistik.
Sumber: Saba Dan
Negeri-Negeri Lainya, History of The Arab
No comments:
Post a Comment