Monday, September 1, 2014

Great Wall China

http://www.hasanahqaromah.com/beijing-ski-muslim-tour-2015/#more-448


Rasanya, baru sah pergi ke suatu negara jika sudah datang ke landmarknya yang paling terkenal. Di Great Wall, turis tidak hanya menikmati megahnya landmark China, tapi juga kisah pembangunannya yang menarik.

Di masa lalu, bangsa China memiliki teknologi perang dan jumlah massa banyak, yang menjadi modal besar untuk dapat melakukan ekspansi ke bangsa lain. Namun mereka tidak melakukannya, dan memilih untuk bertahan.

"Memang ada peperangan antar kerajaan-kerajaan kami, namun ketika kami yang sudah bersatu pun tidak melakukan penyerangan. Kami memang lebih suka bertahan saja. Menjaga tanah besar kami," ujar warga lokal Tien Chen Yu,

Oleh karena itu, China membangun Great Wall atau tembok besar pada masa Qin Shi Huang pada 221 sebelum masehi. Pria yang kemudian mendirikan dinasti Qin ini adalah orang yang pertama kali berhasil menggabungkan China dalam satu wilayah kekaisaran besar. Sebelum Qin, Bangsa China terlibat dalam rentetan peran antar kerajaan.

Setelah berhasil menggabungkan dataran China, yang pertama kali dilakukan Qin adalah memerintahkan penghancuran tembok-tembok besar yang memisahkan kerajaan Qin, Wei, Zhao, Qi, Yan and Zhongshan. Lalu Qin menerbitkan perintah untuk pembangunan tembok besar yang berada di ujung wilayah kekuasaanya. Dia membangun tembok tersebut untuk mempertahankan status quo kekusasaannya, dari serangan bangsa Xiongnu dari utara.

Tak begitu jelas, bagian Great Wall mana saja yang merupakan sisa-sisa peninggalan dari Dinasti Qin. Dinasti-dinasti setelahnya seperti Han, Sui, dan dinasti yang berada di utara, melakukan perbaikan, penambahan panjang dan tinggi dan memodifikasi tembok yang sampai era modern panjangnya mencapai 8.850 Km ini.

Penambahan panjang dilakukan secara besar-besaran pada masa Dinasti Ming, di abad 14, setelah pasukan Ming kalah oleh Mongol di pertempuran Tumu. Tembok yang awalnya dibangun dengan tanah-tanah yang ditempel dan ditumpuk diganti dengan tembok berbahan dasar batu. Sekitar 25.000 menara pengintai juga dibangun dalam jarak tertentu di atas tembok tersebut.

Untuk diketahui, tak semua bagian tembok besar memiliki tingkat kekokohan yang sama. Bagian yang berada di dekat Beijing, lebih kuat dari yang lain.

Setelah Dinasti Ming berakhir, tembok besar juga berjasa dalam mempertahankan China dari serangan bangsa Manchu pada awal abad 16. Namun pada 1644, bangsa Manchu dengan kecerdikannya berhasil menerobos tembok besar dan langsung menuju Beijing.

Manchu berhasil masuk ke China bukan lantaran Great Wall bisa dirobohkan, namun karena Jenderal Ming saat itu Wu Sangui sengaja membuka tembok yang berada di dekat Beijing. Wu Sangui melakukan itu setelah Beijing lebih dulu dikuasai oleh Li Zicheng dan kelompoknya yang berkhianat. Manchu masuk dan mengalahkan Ming dan Li Zicheng lantas membentuk Dinasti Qing.

Tembok China itu kini masih kokoh berdiri. Begitu juga dengan bagian di sekitaran Beijing yang menjadi 'pelaku bisu' ketika bangsa Manchu bisa dengan leluasa masuk ke kota yang dulunya bernama Peking itu.

Great Wall yang kini berada di dekat Beijing, merupakan bagian tembok yang paling sering dikunjungi wisatawan. Sekalipun pada bulan Februari, yang merupakan musim dingin, tak menyurutkan langkah pelancong untuk mengunjungi situs yang menjadi bukti prinsip bertahan bangsa China.

Biasanya, para wisatawan hanya berjalan naik 1-2 Km ke pos pemantauan, kemudian kembali lagi ke bawah. Sangat jarang yang melakukan 'napak tilas' menyusuri jalur di atas tembok tersebut.

No comments:

Post a Comment